Rabu, 09 Juli 2014

Perbedaan Komunisme & Kapitalisme

kapitalisme vs komunisme

Perdebatan komunisme vs kapitalisme adalah pertempuran antara dua teori sosial ekonomi yang ekstrim.
Kedua teori ini mewakili dua cara berpikir yang berlawanan.
Salah satunya bersifat individualistis (kapitalisme), sedangkan yang lainnya lebih mementingkan masyarakat dibandingkan individu (komunisme).
Sejarah juga mencatat, pertentangan komunisme vs kapitalisme sempat membawa dunia ke dalam krisis berkepanjangan yang berpotensi mematikan yaitu Perang Dingin.

Perbandingan Komunisme Vs. Kapitalisme

Berikut adalah perbandingan antara komunisme dan kapitalisme, yang membahas pro dan kontra dari kedua ideologi.
1. Kepemilikan Sarana Produksi
Titik utama perbedaan antara kapitalisme dan komunisme terdapat pada kepemilikan ‘alat produksi’ atau sumber daya pada umumnya.
Komunisme melarang kepemilikan individu/pribadi atas tanah atau sumber daya vital.
Mereka berpendapat semua ‘alat produksi’ seperti tanah dan sumber daya harus dimiliki oleh negara.
Disini, istilah negara bisa diartikan sebagai seluruh komunitas atau anggota masyarakat.
Artinya, semua tanah dan sumber daya yang memungkinkan produksi barang dan jasa harus dimiliki bersama.
Hasil dari semua produksi juga akan dibagi bersama. Semua keputusan tentang produksi akan dibuat oleh seluruh masyarakat dengan cara-cara demokratis.
Komunisme menganut adanya upah sama bagi setiap orang dengan semua keputusan diambil untuk kepentingan bersama.
Di sisi lain, kapitalisme percaya pada kepemilikan pribadi atas tanah dan alat-alat produksi.
Bagian utama dari keuntungan bisnis akan dimiliki oleh orang yang memiliki alat-alat produksi, sedangkan pekerja yang bertanggung jawab untuk menjalankan bisnis mendapatkan bagian kecil.
Setiap pekerja mendapatkan upahnya sesuai dengan prestasi dan menurut keputusan pemilik alat-alat produksi.
Dari sisi kepemilikan alat produksi terlihat pertentangan diametral antara dua ideologi ini.
Sementara komunisme membunuh ide perusahaan individu, yang memicu sebagian besar inovasi teknologi yang kita lihat sekarang, kapitalisme memiliki benih eksploitasi, di mana kekayaan dan kekuasaan terkonsentrasi di tangan beberapa orang.
2. Kebebasan Individu
Komunisme menuntut seseorang untuk menempatkan masyarakat diatas individu, sementara kapitalisme menempatkan kebebasan individu diatas masyarakat.
Polaritas antara dua ideologi ini sering dirangkum dengan istilah ‘Individualisme vs Kesejahteraan Sosial’.
Kapitalisme memberikan titik tekan lebih untuk aspirasi individu, sedangkan komunisme menuntut orang mementingkan orang lain diatas kepentingan sendiri.
Kedua cara pandang ekstrim ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Sebagian kemajuan terbesar dalam sejarah manusia terjadi karena kreativitas dan usaha individu, meskipun mereka akhirnya menguntungkan masyarakat.
Komunisme, di sisi lain, dapat membunuh kreatif individu, dengan membuat seseorang melakukan hanya apa yang diperintahkan.
Hanya saja jika tidak dikontrol, kapitalisme bisa menciptakan otokrasi dimana elit yang sedikit memiliki kontrol atas nasib ribuan orang, yang berpotensi mengarah ke eksploitasi.
3. Masyarakat
Komunisme mendukung masyarakat egaliter tanpa kelas, di mana laki-laki dan perempuan memiliki posisi yang sama.
Konsep dalam komunisme menghilangkan perbedaan kelas, ras, agama bahkan kebangsaan! Dengan cara ini, tidak akan ada lagi alasan untuk berkonflik.
Tentu ini merupakan ide bagus, meskipun upaya penerapannya bisa sangat sulit. Dalam masyarakat komunis, setiap orang harus menghilangkan semua hal yang membuat mereka berbeda. Padahal, setiap orang unik dan berbeda dengan cara mereka sendiri.
Kapitalisme mempromosikan perbedaan kelas, bahkan menciptakan perbedaan kelas kaya dan miskin. Yang kaya akan makin kaya dan yang miskin makin miskin di bawah kapitalisme murni.
4. Anatomi Kekuasaan
Komunisme mempromosikan cita-cita altruisme, sementara kapitalisme mempromosikan keegoisan.
Kapitalisme secara alami mengkonsentrasikan kekayaan, sehingga kekuasaan berada di tangan orang-orang yang memiliki alat produksi.
Sistem ini lantas menciptakan elit kaya yang mengendalikan kekayaan, sumber daya dan kekuasaan.
Dalam komunisme, idealnya, jika semua umat manusia memiliki sifat altruistik dan tanpa pamrih, akan terjadi distribusi kekuasaan yang merata.
Semua keputusan akan dibuat dengan cara demokratis dan tidak akan ada aturan yang tidak adil yang menguntungkan segelintir elit.
Namun, pada kenyataannya manusia memiliki sifat egois dan cenderung menyukai kekuasaan.
Kita melihat bahkan di negara komunis Rusia, kekuasaan diktatorial pernah berada di tangan satu orang, yaitu Stalin, dan menciptakan penderitaan bagi banyak orang.
Pada akhirnya yang dibutuhkankan dunia saat ini adalah pendekatan yang seimbang, yang merupakan kombinasi dari keunggulan di kedua ideologi.
Idealnya, suatu negara memiliki sistem ekonomi campuran di mana negara memiliki kontrol atas semua sumber daya penting, menjamin kesejahteraan orang miskin, sementara juga mempromosikan kewirausahaan bebas.

0 komentar:

Posting Komentar