Perubahan dalam kehidupan adalah hal yang tidak bisa dihindari. Bukankah satu hal yang mutlak terjadi di dunia ini adalah perubahan? Banyak yang jadi faktor penyebab perubahan di hidupmu, salah satunya adalah hubungan cinta yang sudah dan sedang kamu jalani.
Percintaan di umur 20-an memang kerap menciptakan pergeseran di berbagai sisi kehidupan. Kamu akan bertemu dengan berbagai macam pribadi yang tidak hanya mengisi hatimu, tapi juga mengubah cara pandangmu soal hidup. Hubungan dan tipe pacar macam apa sih yang akan mengubah hidupmu di usia 20-an?
1. Kamu Akan Bertemu Dia Yang Memujamu Setengah Mati
Tiba-tiba kamu punya penggemar berat. Dia yang mati-matian mengidolakanmu. Seseorang yang dengan tulus menyayangimu dan bersedia mengorbankan waktunya untuk memenuhi kebutuhanmu. Kalau ditanya “kenapa” kamu dan dia juga tidak bisa menjelaskan. Kamu merasa biasa-biasa saja, tapi bagi dia kamu adalah jawaban bagi seluruh impiannya.
Anehnya, walau dia secara gamblang menyatakan rasa sukanya kamu justru merasa tidak tertarik. Dia memang baik dan menarik, but there is no chemistry between you. Kamu akan menolaknya secara halus, menjauh pelan-pelan atau bahkan menunjukkan penolakanmu dengan tegas jika dibutuhkan.
2. Giliranmu Bertemu Dia Yang Biasa-Biasa Saja, Tapi Membuatmu Jatuh Cinta
Selepas menolak orang yang jelas-jelas jatuh cinta setengah mati ke kamu, sekarang giliranmu merasakan tidak enaknya perasaan bertepuk sebelah tangan. Kamu akan bertemu seseorang yang bagi orang lain akan terlihat tidak menarik, bahkan cenderung membosankan. Tapi dialah yang kamu inginkan.
Kamu akan bertansformasi jadi orang yang konyol. Berlama-lama stalking foto di Facebook-nya, berusaha menafsirkan arti dibalik tweet-nya. Dari orang ini kamu akhirnya sadar bahwa perasaan cinta memang tidak bisa diperkirakan kapan datang dan pada siapa dia akan ditujukan.
3. Merasakan Cinta Yang Membuatmu Ingin Seluruh Dunia Tahu Kalau Dia Milikmu
Akan ada masa saat kamu kembali jadi remaja yang suka bertingkah menggelikan. Kamu jatuh cinta setengah mati dan ingin seluruh dunia tahu kalau dia milikmu. Berbagai tindak memberi label akan kamu lakukan. Mulai dari menyematkan namanya di media sosial, pakai baju kembar sampai mengenalkannya sebagai “pacar” ke teman-teman dan keluarga.
Ajaibnya, selama ini kamu adalah orang yang paling anti mempublikasikan urusan pribadi.
Dia hanya terlalu sempurna untuk tidak dibagikan ceritanya pada orang lain. Kamu hanya ingin orang tahu bahwa dia milikmu, dia cuma milikmu dan kalian bahagia menjalani hubungan cinta ini.
4. Menjalani Hubungan Pacaran Penuh Drama
Minimal sekali seumur hidup kamu akan merasakan bagaimana tidak nyamannya terjebak dalam hubungan cinta penuh drama. Kamu dan pasangan akan mudah sekali tersulut pertengkaran. Semua permasalahan bisa jadi besar dan berlarut-larut.
Kadang kamu berpikir, apa yang salah dari hubungan kalian? Kamu sayang sama dia, tapi juga udah gak tahan lagi dengan drama yang terus muncul. Kamu akhirnya menyadari kalau hubungan yang stabil dan nyaman-lah yang paling dibutuhkan untuk membuat sebuah komitmen bertahan.
5. Terjebak Di Hubungan Yang Membuatmu Rela Mengorbankan Keluarga Dan Teman-Teman
Kamu akan dihadapkan pada hubungan cinta yang membuatmu lupa arti penting keluarga dan teman-teman disekitarmu. Orang yang kamu sayangi sepenuh hati ini justru membuatmu jadi acuh pada mereka. Ini bukan sepenuhnya salahnya. Toh dia tidak pernah menyuruhmu meninggalkan mereka.
Biasanya justru kamu sendirilah yang menjauh dari keluarga dan teman-teman saat merasa pasanganmu tidak bisa berbaur dengan mereka. Kamu tidak ingin kehilangan rasa bahagia dan hangat dari hubungan cinta yang sedang kamu jalani. Sementara kemungkinan besar keluarga dan teman-temanmu akan mengkritik hubungan kalian.
Perlahan tapi pasti kamu mulai menjauh dari orang-orang yang selama ini tulus menyayangimu. Alasannya sederhana, kamu hanya belum siap menghadapi kenyataan saat keluarga dan sahabatmu bisa melihat dengan jelas bahwa hubunganmu dengan dia akan berakhir suatu hari nanti.
5. Ditempatkan Jadi Nomor 2 Dan Tetap (Berusaha) Bahagia
Hubungan macam ini membuatmu jadi orang bodoh yang lupa akan pentingnya penghargaan pada diri sendiri. Kamu menempatkan ego dan ekspektasimu dibawah bantal. Selama masih bisa bersama dia, apapun akan kamu jalani.
Kamu sadar kalau sudah ada orang lain dalam hubunganmu dan pasangan. Tapi kamu hanya terlalu takut untuk keluar dari kenyamanan yang selama ini sudah terbangun disekelilingmu. Dibanding sendirian, kamu lebih memilih menahan diri untuk rela ditempatkan jadi yang kedua.
Selepas kamu keluar dari hubungan destruktif macam ini barulah kamu mengerti bahwa cinta tidak sepatutnya membuatmu kehilangan harga diri. Cinta yang baik justru akan membangunmu sebagai pribadi.
6. Melupakan Cita-Cita Demi Bisa Terus Bersama
Sebelum bertemu pasanganmu, kamu selalu bercita-cita jadi penulis. Jalan menuju kesana sudah kamu bangun pelan-pelan. Mulai dari ikut pelatihan kepenulisan sampai meniti langkah dari jadi kontributor tidak tetap di sebuah tabloid lokal. Tapi selepas bertemu pasangan kamu rela mengorbankan impian hanya untuk bisa bersamanya.
Kamu yang dulunya sangat passionate terhadap cita-cita dan mimpimu jadi lebih toleran untuk melihat impian itu tidak tercapai. Pencapaian kamu gadaikan untuk sebuah waktu bersama, fokusmu beralih sepenuhnya ke hubungan yang sedang dijalani.
Walau terkesan mengerikan, tapi hubungan macam inilah yang justru membuka matamu. Pada akhirnya ketika manusia mengecewakanmu, mimpi dan cita-citalah yang bisa membuatmu bertahan untuk tetap semangat menghadapi hidup.
7. Mengalami Cinta Penuh Rasa Insecure Yang Membuatmu Jadi Egois
Selama ini kamu bukan tipe orang pencemburu atau posesif. Tapi anehnya, dengan pasanganmu ini rasa takut kehilangan itu jadi tak terkendali. Sisi mengerikan dalam dirimu muncul. Keinginan menguasai dan menjadikan dia eksklusif hanya untukmu sudah tidak lagi bisa dihindari.
Kamu berubah dari pribadi hangat dan santai jadi orang yang penuh kecurigaan. Cemburu berlebihan, berbagai tuntutan aneh untuk menenangkan dirimu dari pikiran buruk kamu lontarkan ke pasangan. Dengan tekanan macam ini hubunganmu dan dia tidak berubah jadi lebih baik, malah perlahan makin rapuh karena kurangnya kepercayaan.
Dalam hubungan ini kamu belajar kalau setiap orang punya sisi egois dalam diri yang harus dikendalikan. Rasa tidak aman berlebihan justru muncul dari rendahnya rasa percaya diri bahwa kamu sepadan dengan pasangan.
8. Bertemu Pasangan Yang Kamu Yakini Bisa Punya Masa Depan Bersama……Tapi Kenyataannya Tidak
Kalian punya pandangan masa depan yang sama. Pola pikir dan cara menghadapi masalah pun sejalan. Bahkan keluarga masing-masing sudah saling mengenal dengan baik. Dalam otakmu sudah tercetak peta masa depan antara kamu dan dia. Setelah menjajal berbagai hubungan cinta baru kali ini kamu yakin bisa berkomitmen untuk hidup berdua.
Sayangnya, harapanmu belum bisa jadi kenyataan. Dia, yang kamu gadang-gadang jadi pendamping sempurna justru harus lepas dari genggaman. Kalau dilogika sebenarnya perpisahanmu dan dia sampai hari ini masih tampak tidak masuk akal. Tapi itu kenyataannya. Kamu dan dia tidak punya masa depan bersama.
Ditengah patah hati parah kamu belajar satu hal. Keyakinan tidak akan ada artinya tanpa restu Tuhan. Perlahan kamu belajar satu hal penting: melepaskan dan mulai kembali melanjutkan hidup.
9. Patah Hati Yang Membuatmu Hancur, Tapi Juga Memberimu Amunisi Untuk Sukses Di Saat Bersamaan
Tak ayal kegagalan bersanding dengan pasangan idaman membuatmu hancur. Sudah tidak ada lagi hal yang membuatmu semangat untuk menghadapi rutinitas. Bahu yang biasa kamu sandari untuk melepas penat selepas hari yang panjang meninggalkanmu tanpa banyak penjelasan.
Di momen ini kamu tidak punya pilihan selain menangguhkan diri dan berjuang untuk kelangsungan hidupmu sendiri. Kamu akan mengalihkan rasa sakit itu ke pekerjaan atau studimu, membuat otakmu penuh dengan to do lists dan kesibukan.
Bukan karena kamu rajin. Tapi hanya dengan cara itulah otak dan hatimu bisa sedikit dialihkan dari rasa sakit yang masih terus terasa.
Kamu akan bekerja lebih keras, mendorong dirimu melewati batas nyaman agar pikiranmu disibukkan dengan hal lain selain mantan pasanganmu. Rasa sakit hati memang menghancurkanmu, tapi dia jugalah amunisimu untuk bisa sukses dan terus melangkah maju.
10. Menjalani Hubungan Platonis Hanya Untuk Mengusir Sepi
Selepas patah hati, akhirnya kamu berani kembali membuka diri untuk orang baru. Tapi kali ini kamu masuk ke dalam hubungan cinta dengan perlindungan lengkap. Kamu enggan kembali mencurahkan semua rasa sayang kemudian sakit hati sendirian.
Kamu sudah tidak lagi mau terlalu cinta pada seseorang.
Kali ini kamu hanya ingin hubungan platonis yang menguntungkan kedua belah pihak. Kamu ingin melupakan dia yang menghancurkan hatimu, pasanganmu juga butuh orang untuk mengusir sepi. Hubunganmu kali ini sudah dikalkulasikan sedemikian rupa sehingga menguntungkan kedua belah pihak.
Terkadang kamu akan meremang saat ingat bahwa dulu kamu pernah bisa mencintai orang sedalam itu. Tapi kini cinta justru kamu perlakukan sebagai komoditas yang bisa digunakan sebagai alat transaksi untuk mengusir sepi.
11. Susah Move-On Level Dewa
Meskipun tampak kuat dan baik-baik saja, di dalam hati kamu masih menyimpan rasa bagi dia yang sudah lewat. Kalian berdua memang sudah tidak lagi bertemu, bahkan komunikasi pun tidak ada. Tapi entah kenapa kamu belum bisa melepaskannya dan melanjutkan hidup.
Barangkali kamu takut mengulang jatuh cinta dan patah hati lagi. Bisa juga kamu masih terhantui oleh penyesalanmu sendiri soal hubungan yang sudah lewat. Di titik ini kamu akan banyak berbincang dengan dirimu sendiri.
Berusaha berdamai dengan kenyataan bahwa kamu memang sepenuhnya belum bisa melepaskan.
Perlahan kamu belajar bahwa selamanya dia akan tetap jadi bagian dirimu. Dan kamu harus bisa hidup dengan potongan dirinya yang terus tertinggal di hatimu.
12. Jadi Jomblo Menahun
Rasa sakit hati itu sudah mulai mereda. Akal sehatmu kini juga kembali. Kamu sadar bahwa hal yang kamu lakukan selama ini justru makin memperparah rasa sakitmu. Akhirnya kamu memutuskan untuk sendiri dulu sembari menata hati.
Di titik ini kamu akan merasa bebas, merasa cukup dengan kehadiran diri sendiri. Bahkan sering terbesit di pikiran kalau sebenarnya kamu tidak butuh siapapun untuk mencintaimu dan membuatmu bahagia. Kesendirian justru menyelamatkanmu dari kemungkinan sakit hati yang lebih parah lagi.
Walau terkadang merasa sepi, kamu belajar banyak dari momen jeda saat tidak ada siapapun yang mendampingi. Secara bertahap kamu akan sadar bahwa kamu harus belajar menghargai dirimu sendiri dulu sebelum membiarkan orang lain menyentuh hatimu.
Setelah nyaman dengan kesendirian ini, kamu akan belajar bahwa rasa sepi tidak sepantasnya jadi alasan kamu masuk ke pelukan seseorang yang tidak layak untukmu.
13. Bertemu Dia, Yang Bersamanya Kamu Merasa Cukup
Saat kamu makin tidak percaya cinta, justru sesuatu yang paling kamu tunggu akan menghampiri. Dia akan datang dengan sederhana. Membuatmu perlahan-lahan percaya kalau ada orang yang bisa membuatmu berhenti mencari.
Bersama orang ini kamu sadar jika semua perjalanan cintamu akhirnya menuntunmu ke titik ini. Dia tetap punya sisi menyebalkan. Dia bukanlah putri atau pangeran sempurna yang selama ini kamu idamkan. Tapi hanya dengan dia kamu merasa cukup.
Petualangan hati dengan sadar kamu tutup. Dirimu kini telah genap, didampingi seseorang yang membuatmu merasa lengkap.
src
0 komentar:
Posting Komentar