Selasa, 08 Juli 2014

alasan kenapa kamu musti berhubungan dengan orang yang selaras pemikirannya, atau paling nggak selevel kemampuannya, dengan kamu!

Ada anggapan di masyarakat bahwa tampang nggak begitu menentukan kelanggengan suatu hubungan. Meskipun anggapan ini dangkal, banyak juga ‘kan kita lihat pasangan yang ceweknya cantik, dan cowoknya pas-pasan? Tapi, gimana kalau yang berbeda di antara keduanya adalah tingkat keenceran otak mereka?
Idealnya, kamu mencari pasangan dengan pola berpikir yang sama atau tingkat kecerdasan yang setara denganmu. Lihat deh, hampir semua hubungan yang sukses di dunia ini melibatkan dua orang dengan ambisi seimbang dan pola pikir serasi. Masih gak percaya? Nih, ada 6 alasan lain kenapa kamu musti berhubungan dengan orang yang selaras pemikirannya, atau paling nggak selevel kemampuannya, dengan kamu!

 1. Akan Mudah Menghargai Orang Yang Mampu Mengimbangimu

jh
Pada level yang sama via www.askmen.com
Ketika kamu tergila-gila, kamu tak akan bisa melihat apapun dari dia kecuali betapa cantiknya dia, atau betapa nyamannya mendapatkan perasaan diterima darinya. Namun seiring waktu, kegilaan itu akan lenyap. Kalian akan tersadarkan tentang kekurangan masing-masing pasangan.
Nah, di saat krusial seperti inilah, rasa hormat terhadap satu sama lain itu menjadi penting. Kalau kalian punya pola atau kemampuan berpikir yang setara, kalian akan lebih mudah menghormati satu sama lain. Silang pendapat di antara kalian pun bisa minimal, atau (mudah-mudahan) malah gak akan ada sama sekali.

2. Masa Kamu Mau Di-Downgrade Terus?

fd
Kok Dia Gak Ngerti, sih? via www.askmen.com
Kalau pasanganmu suka bikin kamu kesal, mungkin sekarang kamu masih bisa tahan. Apa lagi kalau bukan mata cantiknya, atau suara lembutnya, yang meluluhkan hatimu. Tapi, kamu yakin bakal bisa begitu selamanya? Kalau kamu sudah tahu bahwa kesalahan-kesalahan dia sebenarnya mudah dihindari, sementara alasan-alasan yang sering keluar dari mulutnya tak masuk akal, lama-lama kamu juga tak akan mampu memendam rasa kesal.
Analogi berikut mungkin sedikit tega, tapi bukan berarti nggak tepat. Kamu sama seperti OS komputer terbaru dan tercanggih di pasaran yang terpaksa harus di-downgrade supaya bisa berjalan di komputer tua.

3. Kamu Akan Lebih Yakin Untuk Berkomitmen Dengannya

Yakin Untuk Berkomitmen
Yakin Untuk Berkomitmen via www.mochimag.com
Banyak pasangan yang kemudian “bubar” selangkah sebelum ke pelaminan, karena tak bisa berpaling lagi dari jurang di antara mereka. Padahal, perbedaan pola pikir atau kecerdasan adalah salah satu faktor pembuat jurang di antara pasangan.
Pada titik tertentu pasangan yang terpisah jurang ini akan saling mencari alasan untuk berpisah. Jadi jika kamu udah melihat hubungan ini gak bisa lanjut, kenapa mesti nunggu lama-lama? Kasian juga ‘kan pacar kamu…

4. Kamu Gak Akan Bisa Maju, Kalau Ikut Dia Mundur Terus

Maju dan Mundur
Maju dan Mundur via media.cleveland.com
Dengan analogi OS komputer tadi, kamu gak akan bisa memaksimalkan potensi yang kamu miliki kalau kamu terus bersama dia. Kamu gak bakal berkembang jika pasangan kamu terus-menerus ‘menahan’ kamu. Coba bayangkan: kamu berniat merantau untuk mendapat pendidikan yang layak di kota atau negara lain. Tapi, pacar kamu memohon, “Jangan dong…Masa kita LDR-an?” Ayo, kalau sudah begitu, kamu pilih mana?

5. Pemasukan Yang Timpang Akan Jadi Masalah

Tertekan dan Malu
Tertekan dan Malu via www.askmen.com
Intelektualitas atau cara berpikir akan berpengaruh pada karir dan pendapatan kamu nanti. Jika pada akhirnya kalian berakhir di pelaminan, beda pendapatan antara suami dengan istri bisa jadi potensi masalah. Apalagi, jika sang istri yang punya gaji lebih besar dan karir lebih bagus dibanding suami. Tekanan masyarakat akan mudah membuat suami yang berego besar merasa rendah diri. Bisa jadi, ini menimbulkan ketegangan dalam rumah tanggamu nanti.

6. Kalian Akan Lebih Mudah Akur

Saling memahami jadi lebih akur
Saling memahami jadi lebih akur via www.eharmony.com
Secara umum, kita bisa lebih mudah akur dengan orang yang sepaham dengan kita. Memang harus toleran juga dengan mereka yang berseberangan, tapi kalau sudah sepaham dari sananya, ‘kan kita tak perlu usaha ekstra? Kita akan mudah menumbuhkan respek untuk mereka yang sepemikiran; bersedia mendengar apa yang dia katakan, alih-alih buka mulut dan selalu memotong pembicaraan.

0 komentar:

Posting Komentar